Di Philadelphia, Amerika Serikat, ada seorang resepsionis hotel tua yang senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk setiap tamu hotel yang ia berikan. Tidak ada kenaikan jabatan atau gaji yang signifikan, tetapi hal itu tak menghentikannya untuk terus melayani dan melayani dengan sebaik-baiknya. Hingga suatu ketika, dia mendapatkan sebuah undangan dan tiket ke New York oleh seorang yang mengaku mengenalnya.
Setibanya di New York, dia dijemput oleh seorang pria tua. Mereka kemudian pergi ke sebuah perempatan besar. Di sana pria tua itu menunjuk sebuah bangunan mewah di hadapannya sambil berkata, “itu adalah hotel yang saya bangun khusus untuk Anda. Saya ingin Anda menjadi manager dari hotel saya ini.” Si resepsionis kemudian bertanya, “Siapa Anda? Kenapa Anda melakukan ini untuk saya?”
Pria tua itu menjawab, “dua tahun yang lalu, saya dan istri saya datang ke hotel tempat Anda bekerja untuk menginap. Tetapi ternyata hotel Anda sudah penuh, sama seperti hotel-hotel lainnya di sana. Namun Anda kemudian memberikan saya kamar yang seharusnya merupakan jatah Anda. Anda memilih untuk tidur di sofa daripada membiarkan saya tidak memiliki tempat untuk menginap. Saat itu saya berjanji pada diri saya sendiri. Suatu saat nanti, saya akan membangun sebuah hotel untuk Anda.”
Pria tua itu adalah William Waldorf Astor. Hotel yang dibangunnya adalah Waldorf-Astoria Hotel yang pertama. Resepsionis itu bernama George C. Boldt, yang akhisnya menjadi manajer pertama hotel tersebut.
* diambil dari buku Kubik Leadership, another recommended book. Cerita di atas sepertinya menerangkan postingan sebelumnya tentang prinsip hidup Tukul dan Bob Sadino: biarkan mengalir seperti air, yang penting lakukan yang terbaik yang kita bisa.
taken from http://albaz.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar