
BRUSSEL - Penelitian para ilmuwan Martin-Luther-University, Jerman, menemukan, ponsel tidak memiliki kaitan dengan gejala kanker. Hasil penelitian tersebut memperpanjang perdebatan di antara para ilmuwan mengenai dampak negatif pengguna ponsel terhadap kesehatan manusia.
Pada sepuluh tahun silam, para ilmuwan Jerman ini sudah melakukan penelitian mengenai dampak negatif ponsel terhadap kesehatan. Pada saat itu, mereka menyimpulkan, penggunaan ponsel dalam jangka panjang bisa memicu kanker mata melanoma.
Penelitian lain bahkan menduga radiasi ponsel bisa memicu kanker otak. Namun begitu, belum ada penelitian yang menemukan kaitan langsung antara penggunaan ponsel dan pertumbuhan kanker. Sebagian ilmuwan berpendapat, diperlukan waktu lebih panjang untuk mengungkap dampak ponsel terhadap kesehatan.
Saat kontroversi tersebut terus bergulir, perusahaan farmasi Belgia Omega Pharma menawarkan chip yang diklaim mampu menjaga kesehatan pengguna ponsel karena chiptersebut mampu menetralkan radiasi ponsel.
"Chip ini juga menghindarkan pengguna ponsel dari risiko panas dalam yang dapat dipicu sinyal-sinyal elektromagnetik ponsel," ujar Chief Executive Officer Omega Pharma Marc Coucke.
Chip tersebut bernama E-waves. Harganya sekitar USD50 per keping. Omega mengaku mampu memproduksi 30.000 keping chip per hari. Namun Omega bertekad meningkatkan kapasitas produksi chip tersebut karena yakin chip itu akan diminati di pasar global.
"Saya belum bisa mengungkap perkiraan permintaan pasar. Namun, jika pasar membutuhkan 10 juta keping chip, kami akan mampu memenuhinya," tandas Coucke.
Coucke menjelaskan, Omega mengembangkan chip Ewaves karena saat ini muncul semakin banyak bukti yang mengungkap bahwa ponsel berisiko besar mengganggu kesehatan manusia. Coucke menegaskan, pada suatu saat nanti dunia akan mengakui bahwa ponsel membahayakan kesehatan manusia, seperti dunia saat ini mengakui ancaman kesehatan yang ditimbulkan rokok.
Penelitian ilmuwan UCLA School of Public Health, AS, bahkan menduga, penggunaan ponsel oleh ibu hamil berisiko memicu masalah perilaku pada anak yang dilahirkan. Ibu hamil yang kerap menggunakan ponsel dinilai melahirkan anak-anak yang hiperaktif, emosional, dan bahkan sukar bergaul.
Penelitian ini dipimpin Dr Leeka Kheifets. Tim itu melakukan penelitian terhadap 13.159 anak. Para ibu dari anak-anak tersebut sudah diteliti sejak kandungan mereka berusia muda.
Ketika anak-anak tersebut mencapai usia tujuh tahun, maka para ibu itu diminta menjawab kuisioner tentang perilaku dan kesehatan anak mereka.
"Janin memang terkena medan frekuensi radio sangat kecil dari ponsel yang digunakan ibu ketika janin itu masih berada dalam kandungan. Namun, anak-anak yang menggunakan ponsel terkena energi frekuensi radio lebih besar daripada orang dewasa karena telinga dan otak anak-anak lebih kecil daripada telinga dan otak orang dewasa," sebut Kheifets
taken from www.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar